Sugeng Rawuh, Taiwan
- amsaugm
- Sep 18, 2014
- 7 min read

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dear the people of tomorrow,
How is your life today?
It should be okay, right? At least at the end it will be okay as everything will be okay in the end. If it's not okay then it's not the end.
Ah udah ah, kita adalah warga negara yang baik. Salah satu indikatornya adalah menjunjung tinggi sumpah pemuda ketiga. Hayo apa coba? Hayo kapan dan di mana sumpah pemuda dilaksanakan?
Ngomong-ngomong tentang sumpah pemuda, pada 24-31 Agustus 2014 kemarin ada 6 pemuda dan 3 pemudi dari Taipei yang dateng ke Indonesia, tepatnya Yogyakarta. Mereka ke sini dalam rangka Asian Medical Student Exchange Program (AMSEP) dan AMSA-UGM mendapatkan kesempatan sebagai tuan rumah. Info lebih lanjut tentang AMSEP kepo mandiri aja ya via berbagai media.
Lanjut, siapa sajakah mereka?
Tyng-Shiuan Hsieh. Melisa
Hong Hong. Hong Hong
Chia-Chen Hsu. Brian
Ting-Yu Tu. Tony
Cheng Meng Yuan. Shinigami
Tsai Chia Chin. Danny
Chiao-Wei Chen. Winnie
Yi-Chia Ho. Judy
Yi-Fan Hsieh. Ivan
Secara umum, kita akan asing dan sulit mengeja nama asli mereka. Bahkan beberapa orang sulit menebak gender mereka kalo dari nama asli. Maka dari itu mereka memiliki nama panggilan dengan tingkat kesulitan mengeja yang sudah sangat direndahkan. Selama mereka di Indonesia, mereka tinggal bersama hostfam. Ini daftar hostfamnya, sudah disesuaikan dengan dengan daftar delegates di atas ya.
Amanda Sari Puspita. Manda
Ardanariswara Wikantyasa. Arda
Muhammad Ivan Aulia Sani. Ivan
Joshua Alexander. Josh
Fajar Nurheryanto. Fajar
Amadisto Gerwindrawan. Disto
Syahra Kurnia Putri. Syahra
Gatri Wulandari. Gatri
Amanda Dania Satiti. Nia
Kalo nama-nama hostfam tentu tanpa kesulitan untuk dieja. Iya kan ya? Oke lanjut ke cerita berikutnya.
Minggu, 24 Agustus 2014

Penerbangan Garuda Indonesia GA258 tiba di bandara Adi Sucipto pada 18.35. Pesawat ini merupakan transportasi sembilan delegate yang sebelumnya transit dulu di Jakarta. Mereka tiba di bandara dengan sambutan bertuliskan “Sugeng Rawuh to Jogja, AMSEP delegates” plus blangkon dan sampur, disesuaikan dengan gender ya.
Setelah selfie di bandara bareng panitia yang menjemput, mereka langsung diajak ke FK UGM untuk disambut dengan lebih banyak panitia dan tentunya hostfam. Inti dari penyambutan ini adalah pembagian hostfam. Setelah delegate dan hostfam saling bertemu, disempatkan selfie lagi bareng panitia (yang tentunya sekarang lebih banyak) sebelum diajak pulang oleh masing-masing hostfam. Maklum, mereka insyaallah lelah.
Senin, 25 Agustus 2014

Hari diawali dengan bangun tidur, kemudian sebaiknya berdo’a sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Oke, ini sudah merupakan “kepastian”.
Hari diawali dengan tur keliling FK UGM. Kalo kalian pernah ikut PPSMB Morfogenesis FK UGM, kurang lebih seperti itu. Memang, tidak sama persis. Ada beberapa modifikasi yang dilakukan oleh panitia. Setelah puas keliling FK UGM, delegate diajak keliling UGM dengan sepeda kampus. Memang, gak semua fakultas sempat dikunjungi. UGM itu luas, boi.
Ngomong-ngomong, terkadang aku menggunakan imbuhan ini: boi. Boi, dalam kasus ini dan di semua kasus sama sekali tidak ada kaitannya dengan boy dalam bahasa Inggris. Kata boi digunakan untuk memanggil anak muda dalam budaya melayu, baik laki-laki maupun perempuan. Memang, aku belum menjelajah seluruh semenanjung melayu, tapi setidaknya ini budaya melayu di Belitong. Kalo pernah baca hasil karya Andrea Hirata pasti langsung mafhum.
Oke, kembali ke topik. Setelah keliling FK UGM dan keliling UGM, delegate dan panitia saling mempresentasikan tentang diri masing-masing. Dalam hal ini yang dipresentasikan adalah AMSA-Taiwan, Taipei Medical University, dan bagaimana mahasiswa kedokteran di Taipei belajar. Sedangkan panitia mempresentasikan tentang AMSA-Indonesia, AMSA-UGM, Universitas Gadjah Mada, dan Fakultas Kedokteran UGM.

Nah, setelah istirahat dan makan siang, mereka diajak mengunjungi kebun binatang Gembira Loka. Dan pada malam harinya diadakan welcoming party di Bale Bengong. Selain dihadiri oleh Representative AMSA-UNS Paduma Gerry dan Secretary of Academic and Research Divison AMSA-UNS Hanie Natalie, Regional Chairperson AMSA-Indonesia Abdi Marang Gusti Al Haq juga turut hadir.
Suasana welcoming party terkondisikan sebagai wadah perkenalan. Memang, bukan hanya welcoming party, namun secara umum hari pertama ditujukan sebagai wadah perkenalan. Tak kenal maka tak sayang, boi.
Selasa, 26 Agustus 2014

Pernah mendengar istilah sirkumsisi? Tak hanya pernah mendengar, bahkan aku yakin sudah sangat banyak dari warga negara Indonesia memiliki pengalaman disirkumsisi. Namun, beda cerita dengan para delegate.
Ketika ditanya mengenai sirkumsisi, mereka meresponnya dengan memberikan jawaban yang berujung pada ketidaktahuan mereka tentang sirkumsisi. Respon sesuai prediksi. Oleh karena itu, para delegate diajak untuk mengikuti sesi skillslab sirkumsisi untuk mengetahui sekaligus mempraktekkan sirkumsisi. Tentunya mempraktekkan kepada manekin.
Setelah sesi skillslab, mereka diajak mengunjungi kediaman “empunya” Yogyakarta. Tentu, empunya Yogyakarta adalah Tuhan Semesta Alam. Dalam hal ini, “empunya” Yogyakarta yang kumaksud adalah Sultan Hamengkubuwono X.
Namun, tak lengkap jika hanya berkunjung ke Kraton, delegate juga diajak berkeliling ke Taman Sari. Pada masa lampau, Taman Sari berfungsi sebagai taman istana tempat berekreasi raja beserta keluarganya. Namun berdasarkan beberapa penelitian terungkap bahwa sebenarnya Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir raja dari musuh. Jadi, Taman Sari bukan hanya untuk tempat mandi, boi.
Selain itu, delegate mengunjungi Museum Kereta dan Benteng Vredeburg. Dan tentunya belum bisa dikatakan sudah mengunjungi Jogja jika belum berkunjung ke Malioboro dan Alun-Alun, sedangkan delegate sudah bisa dikatakan berkunjung ke Jogja. Bisa menyimpulkan, kan?
Rabu, 27 Agustus 2014

Di hari Rabu delegate diajak ke desa wisata Tembi yang terletak di Jalan Parangtritis km. 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Tembi merupakan sebuah lokasi wisata berbasis pedesaan dengan mengunggulkan kesenian dan kebudayaan, keindahan alam, serta kuliner dan kerajinan tradisional yang bernuansa Jawa.
Kali ini delegate diajak untuk mengenal lebih dekat keindahan alam melalui beberapa kegiatan outbond, antara lain membajak sawah, lomba memegang belut di sawah, membuat bata, dan kegiatan lain yang mengajarkan bahwa berani kotor itu baik. Selain itu, kegiatan outbond yang dilakukan juga mengajarkan kebersamaan dan kerjasama. Namun, terdapat beberapa kendala yaitu delegate kurang memiliki keberanian untuk bermain dengan lumpur atau sesuatu yang kotor lainnya. Di sisi lain, terdapat sebuah kejadian unik yang akhirnya menjadi salah satu penyebab Tony mendapatkan prediket delegate yang paling beruntung, yaitu saat kegiatan membajak sawah. Cerita lengkap mengenai hal ini dapat disimak melalui bertanya langsung kepada panitia.
Setelah itu, delegate diajak berkunjung ke komplek Candi Prambanan. Mereka sangat terkesan dan mengagumi Candi Prambanan yang lebih sering mereka sebut situs sejarah ketimbang candi. Delegate juga membuat video singkat ketika berkunjung ke Candi Prambanan.
Sayangnya, mereka memutuskan untuk tidak menonton sendratari Ramayana. Padahal, pementasan sendratari Ramayana yang selalu dibawakan dengan apik ditambah dengan efek background yang nyata seperti Candi Prambanan dan api sungguhan akan semakin menambah kekaguman mereka terhadap “situs sejarah” ini.
Walhasil, mereka memutuskan untuk mengunjungi tempat perbelanjaan modern setelah makan malam. Mereka pun diajak ke Ambarrukmo Plaza. Di sini mereka membeli beberapa hal, di antaranya adalah teh Taiwan. Hal ini menjadi semacam inspeksi mendadak bagi si penjual teh Taiwan tersebut.
Kamis, 28 Agustus 2014

Inti dari hari ini adalah Kaliurang, diawali dengan lava tour Merapi. Wisata offroad yang berlokasi di Kabupaten Sleman, di daerah yang dulunya terkena dampak langsung dari erupsi Gunung Merapi yang terakhir kali meletus pada tahun 2010. Dikarenakan medan yang memang berat penuh tanjakan berbatu dan berpasir, maka dibutuhkan kendaraan khusus. Setelah melalui proses tawar menawar, akhirnya digunakan 3 jeep untuk rute yang dilalui selama kurang lebih dua jam.
Setelah melakukan tur Merapi, delegate berkunjung ke Museum Ullen Sentalu. Di Museum Ullen Sentalu, kita dapat melihat kebudayaan masyarakat Jawa melalui berbagai dokumentasinya seperti batik dengan berbagai corak, pakaian, lukisan, dan foto berbagai peristiwa di masa lalu. Museum Ullen Sentalu menumbuhkan kecintaan terhadap budaya dalam negeri, khususnya Jawa, dengan cara yang tak terelakkan. Historis, luhur, sekaligus cantik dan elegan.
Kegiatan berikutnya adalah mengunjungin panti asuhan AMSA-UGM, yaitu Sabillul Huda. Adik-adik panti Sabillul Huda pun mendapatkan pelajaran bahasa Taiwan secara sederhana yang diajarkan oleh delegate. Kegiatan ditutup dengan pemberian bingkisan kepada Sabillul Huda.
Hari ditutup dengan makan malam di The Waroeng of the Raminten yang memiliki bangunan berbentuk joglo yang didominasi kayu ini mempunyai beberapa tempat makan; di bangunan utama dengan meja dan kursi kayu, atau duduk lesehan di “bangsal”. Daftar menunya dipenuhi nama-nama hidangan yang mengundang senyum : Nasgor Mendolo Polo Kromo (nasi goreng kambing), Kebab Kendono Kendini, atau Mowo Jaran (ikan barakuda), dan sebagainya.
Jum’at, 29 Agustus 2014
Setelah hari Senin mengelilingi FK UGM dan UGM, maka pada hari Jum’at delegate diajak berkunjung ke Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito. Delegate dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dalam melakukan “tur” yang berlangsung selama 1,5 jam.
Setelah itu, delegate mendapatkan mini lecture dengan topik transgender. Lecture ini dibawakan oleh Dr. dr. Carla Raymondalexas Marchira, Sp.KJ(K) dan Vinolia Wakijo yang akrab disapa dengan panggilan Mami Vin adalah seorang contoh nyata transgender. Beliau selaku founder sekaligus pimpinan puncak Lembaga Swadaya Masyarakat Keluarga Besar Waria Yogyakarta (LSM Kebaya) ingin mengubah pandangan umum masyarakat bahwa transgender selalu dikaitkan dengan hal yang negatif. Bersama LSM Kebaya, Mami Vin melakukan kegiatan sosial dalam mendampingi transgender yang memiliki masalah kesehatan reproduksi terutama HIV/AIDS, dalam hal ini terkait prevensi dan tindakan kuratif. Namun, kini LSM Kebaya semakin melebarkan sayap dan tak hanya transgender saja yang datang ke LSM Kebaya untuk mendapatkan pendampingan, namun juga nontransgender.
Setelah ibadah Jum’at bagi muslim, delegate diajak melakukan perjalanan ke Magelang yang ditempuh dalam waktu sekitar dua jam. Di Magelang, delegate diajak berkunjung ke Candi Borobudur. Delegate diajak berkeliling Candi Borobudur dengan diberikan detail penjelasan oleh tour guide lengkap denga menunaikan mitos untuk meraba patung Buddha dalam stupa.
Sabtu, 30 Agustus 2014

Hanya ada dua tujuan utama di hari ini, yaitu Pindul dan Pantai Krakal . Meski demikian, kegiatan yang dilakukan di hari ini cukup melelahkan, ditambah lagi fakta bahwa hari ini merupakan hari ke-7 mereka berada di Jogja.
Di Pindul, mereka diajak melakukan cave tubing Gua Pindul dan river tubing Sungai Oyo.
Cave tubing adalah aktivitas menyusuri gua menggunakan ban dalam. Gua Pindul yang memilika aliran air tenang ini memiliki panjang sekitar 350 m, lebar hingga 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5-12 m. Gua ini memiliki 3 zona: zona terang, zona remang, dan zona gelap.
Setelah melakukan cave tubing sekitar 45 menit, maka delegate diajak untuk melakukan river tubing selama sekitar 1-2 jam. Sepanjang aliran sungai terdapat tebing-tebing yang indah dan alami khas batuan karst Gunung Kidul. Selain itu, terdapat air terjun di Sungai Oyo yang juga sangat indah yang lengkap dengan pinggir tebing yang dapat dijadikan menantang untuk diloncati.
Perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Krakal yang sisi barat dan timurnya dibatasi dengan tebing karang. Selain menikmati keindahannya, delegate juga bermain di pantai dengan pasir putih yang diselingi dengan karang dan bermain-main dengan ombak Krakal. Tentu, tak lengkap tanpa selfie.
Hari ditutup dengan farewell party yang dilakukan setelah maghrib. Farewell party ini dihadiri juga oleh perwakilan pengurus AMSA-Indonesia, tepatnya Treasurer AMSA-Indonesia, Rifaatul Mahmudah dan Secretary of Research and Advocacy AMSA-Indonesia, Hanum Salsabila.
Farewell diisi dengan kata-kata singkat dari Project Officer Hosting AMSEP TPE-JOG dan Chief of Delegate, kemudian dilanjutkan dengan makan malam berupa nasi tumpeng dan diselingi dengan bernyanyi bersama. Memang, agak susah menemukan lagu yang bisa dinyanyikan baik oleh delegate maupun nondelegate. Setelah itu, terdapat pemberian award kepada para delegate yang dilanjutkan dengan kata-kata singkat dari perwakilan AMSA-Indonesia terkait EAMSC 2015 yang akan dilaksanakan di Jakarta. Farewell party ditutup dengan menyanyikan AMSA’s Song - See the World in Perfect Harmony dan foto bersama.
Minggu, 31 Agustus 2014
Hari terakhir delegate di Jogja. Dikarenakan mereka mendapat flight cukup pagi, maka delegate langsung di antar menuju bandara oleh hostfam. Selain itu, ada beberapa perwakilan panitia yang ikut datang ke bandara. Di bandara, delegate diberikan kenang-kenangan berupa surat-surat dalam botol yang memiliki desain sedemikian rupa. Sekitar pukul setengah sepuluh, perpisahan terakhir dilakukan. Delegate kembali ke Taipei, dan nondelegate menyesuaikan..
Nah, itulah cerita AMSEP TPE-JOG pada 24-31 Agustus 2014 kemarin. Semoga tidak ada skip dalam membaca cerita yang belum terlalu panjang lebar ini. Ini ceritaku, mana ceritamu?
Sagan, 18 September 2014
Best regards,
Muhammad Fathi
Vice Representative AMSA-UGM 2014/2015
Comments