AMORA -- AMSA-UGM Goes To Ramayana
- amsaugm
- Dec 19, 2014
- 3 min read
Udah pada tahu kan apa itu Tamasya Budaya? Yak. Bener banget. Tamasya Budaya adalah salah satu agenda rutin AMSA yang isinya seneng-seneng bareng sekaligus nambah pengetahuan tentang budaya. Nah, Tamasya Budaya kali ini bernama AMORA. Nama yang cantik itu merupakan singkatan dari AMSA Goes to Ramayana. Udah ketebak pasti apa acara puncak dari tambud kali ini. Sesuai namanya, acara puncak dari tambud kali ini adalah nonton bareng Ramayana Open Air. Tapi karena sesuatu yang diluar kuasa kita, rencana berubah. Biar lebih jelas, kita certain kronologis acaranya deh.
Sore itu, Sabtu 29 November 2014, hujan rintik di FK. Sekitar pukul 15.30 kami berkumpul di depan lift Graha Wiyata lantai 1 untuk registrasi ulang, pembagian kelompok, dan persiapan keberangkatan. Peserta dan beberapa panitia dibagi menjadi enam kelompok. Merah, kuning, hijau, biru, ungu, dan pink. Selain untuk mempermudah proses pemberangkatan, keenam kelompok itu juga sebagai identitas peserta saat bermain games. Sambil berharap cuaca segera cerah, pukul 16.50 rombongan pun berangkat ke Prambanan.
Kami sampai di Prambanan bertepatan dengan waktu sholat Maghrib. Sekitar pukul 17.50 Sehingga, acaranya pun menyesuaikan. Sholat Maghrib bagi yang menjalankan, dan makan malam. Setelah kenyang, peserta pun diajak untuk bermain games. Keenam kelompok itu dibagi menjadi tiga kloter. Yang masing-masing kloter akan bertanding di tiap pos games. Merah dengan Kuning, Hijau dengan Biru, dan Pink dengan Ungu. Games yang ada cukup seru dan membantu menghangatkan suasana yang saat itu cukup dingin karena sehabis hujan.
Pasca games yang berisik, kami diberi waktu untuk melakukan sholat Isya. Ba’da Isya, tiket open air Ramayana mulai dibagi. Dengan hati yang udah nggak sabar lagi untuk menyaksikan show yang ditunggu-tunggu kami mulai memilih posisi di tribun penonton bagian kanan. Panggung open air memang luar biasa. Walpaper live candi prambanan yang memukau menjadikan suasana makin syahdu. tapi, sayang seribu sayang, baru satu tarian pembukaan dibawakan oleh para penari yang cantik hujan mulai turun dengan derasnya. Penonon pun dialihkan ke gedung indoor. Yah, walau dengan hati cukup kecewa tapi show must go on.
Pemain ramayana memang luar biasa. Dengan keluwesan dan kegemulaian, mereka membawakan sebuah cerita Ramayana. Bahasa tubuh yang mereka sampaikan sangatlah jelas menggambarkan isi cerita lakon Rama dan Shinta. Cerita Ramayana yang sudah terkenal di seantero dunia menceritakan kisah cinta Rama dan Shinta yang hampir dihancurkan oleh Rahwana.Berikut sedikit spoiler tentang Ramayana. Awal mulanya, pemain Rama dan Shinta menari dengan gemulai menunjukkan kemesraan mereka berdua. Didampingi oleh Laksmana, yakni adik dari sang Rama. Lalu, kidang emas mulai datang dan menggoda Shinta. Shinta tertarik dengan kelincahan sang kidang emas. Shinta meminta Rama untuk menangkapkan kidang emas untuknya. Rama pun tak dapat menolak permintaan orang yang amat dikasihinya. Rama masuk kehutan untuk menangkap si kidang emas taklupa ia menitipkan Shinta kepada Laksmana.
Para penari sangat sangat memukau. Mereka mampu menyedot seluruh perhatian dari penonton. Lighting yang dimainkan menambah suasana seperti nyata. Tak lupa iringan gamelan dan gerong (penyanyi) makin menghidupkan suasana sendratari.
Yak setelah menyelesaikan show yang sangat super ini, para penonton diberi waktu untuk berforto dengan para pemain. Hampir semua penonton menyerbu ke depan untuk berburu foto dengan penari. Terutama lakon-lakon utama seperti Rama, Shinta, Laksmana, Anoman, dll. Puas berfoto dengan penari, kami meninggalkan gedung dan berfoto bersama seluruh peserta tambud di bawah gapura. Yak dengan berfoto bersama tersebut, usai sudah rangkaian acara tambud 2014 ini. Kami digiring ke dalam bus untuk dipulangkan kembali ke FK dengan hati yang puas.
Orisativa Kokasih & Lalitya Paramarta
Divisi Art & Culture 2014/2015
Comments